Orang Kaya Tidak Bekerja Untuk Uang

SketchUp Pro 2022 v22.0.316 Full Version

Orang kaya tidak bekerja untuk uang, tetapi orang kaya mempunyai uang yang bekerja untuk mereka. Kalimat di atas adalah ajaran yang ditulis oleh seorang ahli keuangan Amerika Robert T. Kiyosaki. Finansialku ingin membedah lebih dalam mengenai pemikiran Kiyosaki: Orang kaya tidak bekerja untuk uang tetapi orang kaya mempunyai uang yang bekerja untuk mereka.

Pelajaran Pertama: Ubah Sudut Pandang

Finansialku terutama penulis sangat bersyukur ada seorang ahli keuangan, yang saat ini mau berbagi dengan banyak orang mengenai konsep uang. Robert T. Kiyosaki dalam bukunya menuliskan bahwa kalimat: orang kaya tidak bekerja untuk uang, hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang mampu mengubah sudut pandangnya. Ternyata permasalahan keuangan individu atau keluarga tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Amerika. Orang merasa takut (fear) tidak memiliki cukup uang, mulai bekerja, memiliki uang yang banyak dan mulai tamak (greedy). Hal ini terjadi berulang-ulang dan menyebabkan seseorang terperangkap pada siklus tersebut.

Robert T. Kiyosaki ingin menyatakan bahwa seseorang yang benar-benar dapat memahami maksud orang kaya tidak bekerja untuk uang berarti orang tersebut sudah mengubah sudut pandang. Dalam bukunya tertulis “Jika kamu meyadari bahwa Andalah masalahnya, maka Anda dapat mengubah diri Anda, belajar sesuatu dan tumbuh lebih bijaksana.”

Kalimat tersebut sekilas kalimat yang sederhana dan memotivasi, tetapi sangat sulit kita lakukan. Satu pertanyaan: Apa yang Anda lakukan apabila sesuatu tidak bekerja sesuai dengan harapan Anda? Apakah Anda akan menyalahkan keadaan? Apakah Anda akan menyalahkan sistem? Apakah Anda akan menyalahkan orang lain? Apakah Anda akan menyalahkan diri sendiri? Kebanyakan orang akan menyalahkan orang lain terlebih dahulu, melakukan penyangkalan (denial). Setelah orang tersebut jatuh dari ketinggian maka orang tersebut baru menyadari kesalahan dan mulai berniat merubah dirinya sendiri.

Menurut Robert T. Kiyosaki, kemiskinan dan permasalahan finansial disebabkan ketakutan, ketidaktahuan dan kebodohan, bukan permasalahan ekonomi, pemerintah atau orang kaya.

Orang Kaya Tidak Bekerja untuk Uang, Mereka

Seorang ahli keuangan bernama T. Harv Eker menulis dalam bukunya berjudul Secrets of the Millionaire Mind: Mastering the Inner Game of Wealth, in which he highlights 17 things rich people do differently. Eker sependapat dengan ide yang ditulis oleh 

  1. Orang kaya berpikir “Saya yang Membentuk Hidup Saya.”
  2. Orang kaya merencanakan uangnya untuk memenangkan mimpi dan tujuannya.
  3. Orang kaya berkomitmen pada dirinya untuk menjadi kaya.
  4. Orang kaya berpikir besar.
  5. Orang kaya fokus pada kesempatan.
  6. Orang kaya mengagumi orang kaya dan sukses lainnya.
  7. Orang kaya berkumpul dengan energy positif dan orang-orang sukses.
  8. Orang kaya bersedia menyebarkan kesuksesannya dan nilai-nilai yang mereka pegang.
  9. Orang kaya lebih besar daripada permasalahannya.
  10. Orang kaya adalah iklhas menerima.
  11. Orang kaya dibayar berdasarkan hasil.
  12. Orang kaya berpikir keuntungan bersama bukan keuntungan salah satu.
  13. Orang kaya fokus pada nilai kekayaan bersihnya (individual net worth).
  14. Orang kaya mengelola uangnya dengan baik.
  15. Orang kaya mampu membuat uang bekerja keras untuknya.
  16. Orang kaya bertindak walaupun ada rasa takut.
  17. Orang kaya secara konstan tumbuh, belajar dan berkembang.


Kesimpulan

Berdasarkan ide Robert T. Kiyosaki, Finansialku menyimpulkan satu hal yang harus dilakukan seseorang yang mau berubah, mengakui bahwa dirinya salah dan mau melakukan perubahan. Jika saat ini kita belum dapat menerima ide: orang kaya tidak bekerja untuk uang, bukan berarti ide tersebut tidak masuk akal. Banyak ahli keuangan yang mengungkapkan hal serupa, jadi kita harus belajar diskusi dan membuat pengalaman lebih banyak.

 

Sumber Buku

Kiyosaki. Robert T dan Lechter Sharon L. 2008. Rich Dad Poor Dad – Apa yang Diajarkan Orang Kaya pada Anak-Anak Mereka tentang Uang dan yang Tidak Diajarkan oleh Orang Miskin dan Kelas Menengah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama